Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Srikandi 'Aisyiyah itu bernama Derliana

.: Home > Artikel > Majelis
12 September 2018 14:06 WIB
Dibaca: 1842
Penulis : Widiyastuti

terima-penghargaan

Ibu Derliana dan Siswa Madrasah Aliyah KMM Padang Panjang yang berhasil menjadi Juara Pertama Kompetisi Speech Contes. foto: Suara Muhammadiyah

 
 
 
Kota Padang Panjang memang bukan sebuah kota metropolitan dengan hingar bingar kehidupan duniawi. Kota berudara sejuk yang harus ditempuh 2,5 jam perjalanan darat dari kota Padang ini menyimpan cerita sejarah yang luar biasa. Di kota ini ada sebuah lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak tahun 1930 dan diinisiasi oleh tokoh besar Buya Hamka. Perguruan itu bernama Kulliyatul Mubalighien Muhammadiyah (KMM) di Kauman Padang Panjang. Keberadaannya tidak bisa dilepaskan oleh berdiri dan berkembangnya Muhammadiyah di Padang Panjang. Bisa dibilang, inilah usaha amal Muhammadiyah yang pertama yang ada di Sumatera Barat, sebagai bagian dari keunggulan Muhammadiyah yang selalu menyeimbangkan dakwah bil lisan dan bil hal. Dari lembaga pendidikan ini pulalah telah banyak dicetak kader, pemikir, ulama yang kemudian mengembangkan Muhammadiyah menyebar di Sumatera Barat, pulau Sumatera, Indonesia, bahkan sampai ke manca negara.
 
Hamka mungkin tidak menyangka, lembaga yang didirikan untuk mendidik kemampuan leadership lulusan Diniyah dan Thawalib itu akan berkembang menjadi persemaian kader-kader unggul Persyarikatan, khususnya dalam hal leadership dan intelektualitas. Melewati 88 tahun usianya, KMM kini telah menjadi lembaga pendidikan yang memiliki keistimewaan dalam pengkajian pemikiran Hamka, pembelajaran tahfidz dan kemampuan orasi dan leadership. Tentunya hal itu tidak lepas dari kemampuan para pimpinan yang bisa membawa KMM maju dan bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.
 
Derliana, adalah sosok perempuan pertama yang memimpin KMM. Dengan berbekal sebagai alumni KMM itu sendiri, sosok Derliana berhasil membawa KMM menjadi lembaga pendidikan yang diperhitungkan di tingkat nasional dan internasional. Kemampuan kepemimpinannya telah berhasil membawa dirinya menjadi juara tingkat propinsi dan nasional untuk kategori Pendidik tingkat MA. Prestasi itu pulalah yang membawanya ke negeri Finlandia, untuk melihat model pembelajaran di bumi eropa yang sangat terkenal itu.
 
Kemampuannya mengolah dan mengkreasikan kurikulum dengan mata pelajaran kajian pemikiran Hamka dan tafsir Al Azhar menjadikan KMM sering dikunjungi oleh orang Malaysia. Untuk satu hal ini Derliana berhasil mengolah kekaguman orang Malaysia terhadap sosok Hamka dengan beberapa lokasi yang terdapat di dalam cerita buku novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijk yang mengambil latar belakang Kota Padang Panjang. Tempat pertemuan Zaenudin dan Hayati, lapangan pacuan kuda bahkan surau tempat bertemunya mereka, menjadi salah satu dari daftar tempat yang selalu dikunjungi oleh setiap orang Malaysia berkunjung ke KMM. Jadilah, Derliana secara tidak langsung berhasil memunculkan destinasi wisata baru di kota dingin dinaungan gunung Marapi Singgalang, Padang Panjang itu.
 
Sebagai seorang perempuan yang memiliki wawasan literasi yang tinggi, Derliana selalu berusaha menuliskan sejarah KMM termasuk periodisasi kepemimpinan di KMM. Sejarah KMM terpampang dengan rapi di kantornya. Dia juga akan menyusun periodisasi kepemimpinan di KMM, karena dia sangat menyadari betapa pentingnya rekam sejarah untuk bisa diketahui generasi yang akan datang. Mimpinya adalah membuat memorabilia KMM agar sejarah sekolah ini semakin dikenal masyarakat di luar Padang Panjang khususnya dan Sumatera Barat umumnya. Dia ingin KMM dikenal secara nasional dan internasional karena KMM memiliki sejarah yang luar biasa dan produk yang kompetitif.
 
Inilah sosok srikandi 'Aisyiyah yang memiliki dedikasi yang luar biasa untuk mengembangkan KMM, untuk menjadikan anak didiknya memiliki keistimewaan. Meski secara nasional sosok Derliana belum terlalu dikenal, sesungguhnya dia adalah srikandi  'Aisyiyah di Pulau Sumatera yang menjadi contoh teladan sosok perempuan berkemajuan yang memberikan karya nyata untuk Persyarikatan.
 
 
 
Widiyastuti, S.S., M.Hum.
Wakil Ketua Bidang Museum dan Kearsipan 
Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.
 
 
 
 
Derliana (kiri) dan Widyastuti (kanan)

Tags: Derliana , KulliyatulMuballighinMuhammadiyahPadangPanjang , BuyaHamka

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website