Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Menyongsong Kopdarnas Penggiat Literasi: VIRALISASI TREN BERLITERASI DI KALANGAN PELAJAR

.: Home > Artikel > Majelis
06 Desember 2017 14:41 WIB
Dibaca: 1454
Penulis : Setyawan Putra Sujana

Literacy Camp 2016 Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kota Serang, Banten. foto: kaderipm.blogspot.co.id 

 

 

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah gerakan amar ma’ruf nahi munkar di kalangan pelajar. IPM adalah gerakan pelajar yang menghasilkan karya nyata hasil usaha dan kerjanya dalam menciptakan pelajar muslim yang sebenar-benarnya. IPM selalu turun tangan dan peduli dalam masalah aktual yang berada di kawasan pelajar. IPM juga adalah gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan dan selalu responsif terhadap perkembangan zaman.

 

Pertama, data statistika tahun 2017 menunjukkan terdapat lebih dari 50 juta pelajar aktif di Indonesia, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah tinggi. Seperlima penduduk Indonesia adalah pelajar. Ini adalah angka yang sangat besar. Kedua, pelajar adalah mereka-mereka yang masih berada dalam usia muda, yang mana akan selaluupdate dan aktual dalam masalah terkini. Ini menunjukkkan potensi besar dalam masifikasi berita atau informasi dikalangan para pelajar. Ketiga, dikarenakan masa mudanya, pelajar cenderung berada dalam masa pencarian jati diri, dimana ia akan mudah terpengaruhi oleh kawan dan lingkungan sekitarnya. Ini menunjukkan potensi besar dalam viralisasi tren tertentu di kalangan pelajar. Tiga kesimpulan diataslah yang membuat saya berkesimpulan bahwa pelajar adalah wadah yang memiliki potensi besar dalam menyebarkan budaya dan semangat literasi.

 

Lalu mengapa harus literasi?

“Literasi itu adalah kekuatan menggerakkan. Peradaban manusia itu dipengaruhi oleh buku dan ilmu pengetahuan. Dan kabar baiknya, takdir buku-buku itu bisa ditentukan oleh manusia”, ujar Cak David Efendi pada acara Literacy Camp 2017 yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

 

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi adalah hal yang sangat mempengaruhi peradaban manusia. Manusia dapat menggerakkan manusia lainnya dengan kekuatan literasi, yang meliputi baca, tulis dan kemampuan olah informasi, entah melalui perantara buku, tulisan di sosial media dan juga diskusi. Melihat pentingnya peran literasi terhadap peradaban dan juga potensi besar pelajar sebagai wadah penyebaran tren, alangkah baiknya memasukkan budaya literasi dalam kehidupan para pelajar, yang tentunya dengan pengarahan yang baik dapat membuahkan generasi emas kedepannya.

 

Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Yogyakarta yang merupakan organisasi berbasis pelajar, apalagi berlokasi di kota pelajar, melihat kesempatan besar ini. PD IPM Kota Yogyakarta memiliki salah satu bidang yang disebut Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) yang diarahkan untuk membentuk tradisi membaca, menulis dan diskusi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada diri pelajar di kota Yogyakarta. Bidang PIP PD IPM Kota Yogyakarta berusaha berkolaborasi memanfaatkan pelajar sebagai wadah penumbuhan dan penyebaran budaya literasi di kalangan pelajar itu sendiri. Hal itu dapat diwujudkan dalam program kerja yang digawang bidang PIP pada tahun ini. Contohnya, pembentukan LPR (Lembaga Pers  Remaja) sebagai komunitas pelajar yang bergerak dalam pengembangan kemampuan bidang jurnalistik, pengawasan dan pembinaan bidang PIP di Pimpinan Ranting dan Cabang IPM kota Yogyakarta, pengadaan tim media PD IPM sebagai lahan literasi dalam platform media sosial, diskusi internal dan eksternal sebagai penumbuhan minat literasi dan peningkatan ilmu pengetahuan, kejuaraan debat dan essay, dan juga yang akan saya bahas dibawah yaitu literacy camp.

 

Literacy Camp adalah kegiatan terobosan baru bidang PIP PD IPM Kota Yogyakarta, berbentuk sekolah literasi bagi pelajar se-Kota Yogyakarta yang dikemas secara menarik dan menyenangkan menyerupai camping. Literacy camp ini adalah agenda tahunan PD IPM Kota Yogyakarta, yang pada tahun 2017 ini diadakan pada tanggal 30 September- 1 Oktober di Balai Pelatihan Kesehatan Yogyakarta. Agenda ini diikuti oleh 25 pelajar se-kota Yogyakarta yang meliputi SMA Muhammadiyah dan juga SMA Negeri. Kegiatan-kegiatan dalam rangkaian ini ditujukan dan ditekankan untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat dan budaya literasi pesertanya. Dalam berjalannya acara, para peserta diberikan materi tentang literasi baca tulis yang memahamkan mereka akan apa itu literasi, manfaat literasi serta urgensi berliterasi sebagai pelajar. Lalu mereka mendapatkan materi kepenulisan tentang pentingnya menulis serta tips trik dalam menulis. Mereka juga mengikuti talkshow AFS (American Field Service), yaitu materi tentang studi negara yang disampaikan oleh native speaker siswi pertukaran pelajar dari Amerika, dan juga tiga siswa Indonesia, returnee pertukaran pelajar ke Italia dan China. Yang terakhir adalah diskusi dan bedah film yang dipandu oleh panitia acara.

 

Ada enam poin output atau hasil dari literacy camp ini. Pertama, tentunya telah berhasil membuat perubahan dan meningkatan kemampuan serta pengetahuan peserta. Kali ini meliputi tiga hal krusial bagi seorang pelajar, yakni menguatkan semangat dan budaya literasi, menumbuhkan sikap peka dan kritis terhadap lingkungan keadaan sekitar, dan juga menimbulkan jiwa sosial. Menggabungkan jiwa sosial dengan sikap peka dan kritis, ditambah dasar ilmu literasi membuat para peserta dapat berkontribusi menyalurkan ide dan pikirannya dalam bentuk tulisan.

 

Kedua, meningkatkan ghirah berdiskusi. Sebagaimana kita tahu, berdiskusi berarti saling bertukar pendapat dengan orang lain. Dengan berdiskusi, pelajar dapat meningkatkan kemampuan olah informasinya. Selain itu, saling bertukar ide dan pendapat jelas dapat memperluas pengetahuan dan pandangan pelajar, dimana pelajar masa kini dituntut untuk peduli terhadap sosial lingkungan sekitarnya. Inilah pentingnya berdiskusi bagi pelajar.

 

Ketiga, studi negara lain lewat AFS yang dapat menambah pandangan pelajar tentang bagaimana budaya literasi di negara lain. Selain menambah wawasan global, dari sini pelajar dapat membandingkan budaya literasi berbagai negara dengan Indonesia, memberi penilaian terhadapnya, dan paham kekurangan sekaligus kelebihan masing-masing budaya.

 

Keempat, membuka jaringan ke sekolah negeri. Kegiatan IPM yang biasanya berpusat dari dan untuk pelajar Muhammadiyah, kali ini dapat membuka sayapnya lebih lebar untuk dapat menjaring dan memberi manfaat juga untuk pelajar dari sekolah negeri.

 

Kelima, kolaborasi alumni literacy camp dalam bentuk Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL). Disini, para alumni literacy camp diberikan wadah, pembinaan dan fasilitas dalam mengimplementasikan ilmu yang telah didapat selama kegiatan literacy camp. Khusus pada tahun ini, para alumni menentukan akan melakukan dua hal. Yang pertama mengadakan seminar literasi. Yang kedua adalah mengadakan arisan literasi dengan platform media sosial. Jadi mereka secara individual melatih kemampuan mereka dalam menulis, entah berita, opini, fakta ataupun artikel, yang kemudian hasilnya akan di-publish di media sosial.

 

Keenam, menciptakan agen literasi. Setelah mengetahui manfaat, urgensi, keren dan asyiknya berliterasi mereka akan merasa memiliki tanggung jawab untuk menjadi trend setter dalam hal yang positif ini. Dari sini mereka bisa berkontribusi dengan berbagai cara, entah mengkontribusikan dirinya dalam membentuk tulisan, ataupun mengajak kawan sebaya untuk paham dan ikut berliterasi.

 

Dari semua hal di atas, hal yang terpenting dalam keefektifan viralisasi tren berliterasi adalah kemampuan agen literasi atau pelajar pada umumnya dalam melakukan dakwah sebaya. Yang dimaksudkan adalah bagaimana mereka mengajak, mempengaruhi dan mengajarkan kawannya untuk turut berliterasi dalam bungkusan atau cara yang semenarik mungkin. Harus dipahamkan bahwa literasi bukanlah hal tak penting, tak keren dan berat yang akan membebani pelajar. Banyak hal yang bisa dilakukan sebenarnya. Misalkan yang sedang viral saat ini adalah menyampaikan opini dalam bentuk tulisan di sosial media, bisa berupa post di akun Line, ataupun caption foto di Instagram. Berliterasi adalah hal yang asyik, dapat menambah pengetahuan, dapat menyalurkan pendapat dan banyak lainnya.

 

Pada akhirnya, apabila mindset ini tertanam dalam jiwa pelajar, maka viralisasi tren berliterasi di kalangan pelajar ini akan terjadi secara automatis melihat beberapa pandangan yang tersebut di tulisan ini. Dan yang tersebut pula, budaya literasi yang baik akan membawa bangsa menuju peradaban yang lebih baik kedepannya. Dan juga, semua itu dapat kita bangun melalui para pelajar, kader penerus bangsa.

 

 

Setyawan Putra Sujana

Anggota Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Yogyakarta


Tags: ViralisasiTrenBerliterasidiKalanganPelajar , KopdarnasPenggiatLiterasi , SetyawanPutraSujana

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website