Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

KINIPAN: Kisah Manusia, Alam dan Kegagalan

.: Home > Artikel > Majelis
15 April 2021 10:40 WIB
Dibaca: 1390
Penulis : Fauzan A Sandiah

Dana Wakaf, Katolik dan Koperasi - Rumah Baca Komunitas


RESENSI FILM


Film menguras emosi. Tokoh utamanya adalah manusia dan alam Indonesia. Mulai dari Kalimantan, Sumatera hingga Papua. Kisah tentang drama pembangunan. Di sana ada janji manis kemajuan. Janji tetesan kemakmuran investasi. Janji mengangkat harkat dan martabat masyarakat. Tapi kita tahu. Di tangan kanan ada madu. Di tangan kiri ada racun. Siapa dapat sebelah mana kita sudah tahu.

Saya penasaran sejak awal. Kinipan adalah film terumit. Bahkan bila dibanding film dokumenter lain. Bagaimana Dandhy sebagai sutradara menawarkan cara baca baru. Bagaimana dia menaruh posisi negara, masyarakat dan investor serta lingkungan. Kemudian cara dia menunjukkan pada kita peta masalah yang sebenarnya. Ini bagian paling mengusik rasa ingin tahu saya.

Film Kinipan dibuka adegan keterancaman harimau Sumatera. Konon hanya tersisa ratusan ekor. Kemudian adegan penangkapan Efendi Buhing. Ketua Adat Hutan Kinipan itu dikriminalisasi. Ia adalah tokoh kunci pelindung hutan adat Kalimantan. Sekian skala hutan yang masih jadi kantong oksigen seluruh penduduk Indonesia. Ia diseret bagai kriminal kelas kakap. Lengkap dikawal oleh aparat berompi hitam dan bersenjata laras panjang.

Dua adegan memilukan. Kematian harimau petanda dominasi manusia. Sedangkan penangkapan Efendi Buhing adalah bukti ada dua jenis tabiat homo sapiens. Satu sebagai pelindung. Satu sebagai perusak. Efendi Buhing yang pertama. Dan orang-orang di suatu tempat yang memegang kuasa parlemen dan perbankan ada di tempat kedua.

Meski tak punya figur utama. Film Kinipan punya dua perwakilan penonton demi menguak misteri. Mereka adalah Basuki dan Feri. Kamera ikut ke mana keduanya mencari awal dan akhir masalah. Basuki di Kalimantan. Feri di Sumatera. Masing-masing berpijak pada tempat berbeda. Disatukan oleh masalah yang sama. Kehilangan hutan.

Sepintas banyak orang sudah paham. Warna hijau pada peta Sumatera dan Kalimantan adalah bualan. Warna sudah berubah. Apa yang dulu hijau tak lain sudah jadi kuning gading. Hanya butuh tiga puluh tahun hutan tropis kebanggaan beralih fungsi jadi perkebunan sawit dan area tambang.

Peralihan fungsi hutan berarti perubahan banyak aspek. Rantai makanan makhluk hidup. Stok oksigen. Keanekaragaman hayati. Mata pencaharian. Ketersediaan pangan lokal. Daya tahan hidup manusia. Kerugian finansial. Bencana. Dulu ancaman ini terkesan baru akan terjadi dalam ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Tapi kita tahu. Semua bencana itu datang bersamaan.

Kisah dalam film ini adalah tentang kita sebagai manusia. Apakah kita mengerti peran kita pada semua kerusakan yang terjadi. Apakah kita masih kenal jati diri kita sendiri. Bahwa ternyata bencana kita tidak datang karena serangan meteor. Juga bukan karena tabrakan planet dalam satu orbit matahari.

Jadi apa tawaran film Kinipan. Gagasan apa yang disajikan. Apalagi setelah kita disuguhkan betapa rumitnya peta kerusakan lingkungan. Berskala global. Melibatkan orientasi kongsi dagang modern yang memang tak peduli pada ekosistem.

Menurut saya jawabannya ada pada judul film itu sendiri. Jawabannya ada pada Suku Kinipan. Ribuan tahun hingga kini ada banyak kisah tentang masyarakat serupa Kinipan. Mereka hidup menjaga kelangsungan alam.

Suku serupa Kinipan hanya menagih keadilan hukum. Cepat atau lamban. Nasib mereka akan serupa kepunahan satwa. Tanpa senjata. Tanpa uang. Tanpa polisi dan tentara. Apa jadinya masyarakat pedalaman.

Seiring hutan hilang. Suku serupa Kinipan pun akan jadi potret lawas. Begitu kita tak lagi punya Kinipan-kinipan pelindung hutan. Kita akan makan batu. Dan minum air mata.

 

Fauzan A Sandiah, pegiat literasi RumahBacaKomunitas.org

Anggota LHKP PP Muhammadiyah
Kandidat Doktor di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

artikel ini sudah dimuat di:

rumahbacakomunitas.org

 

HUTAN ADAT ITU SUDAH ADA SEJAK DULU KALA - Dayak News

sumber: dayaknews.com  HUTAN ADAT ITU SUDAH ADA SEJAK DULU KALA

Pernyataan Sikap Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) Hentikan  Perampasan Wilayah Adat dan Kriminalisasi Masyarakat Adat Laman Kinipan! –  KontraS

sumber: kontras.org Pernyataan Sikap Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA)

 

INFOGRAFIK: Harimau Sumatera Terancam Punah

sumber: sains.kompas.com

 

Pemburu Masih Berkeliaran, Harimau Sumatera Terancam Punah | Tepercaya  Beritanya

sumber: lampung77.com  Pemburu Masih Berkeliaran, Harimau Sumatera Terancam Punah


Tags: KINIPAN , KisahManusia , AlamdanKegagalan , GreenMuhammadiyah , LHKPMuhammadiyah

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website