Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Dahulu Majelis Ini Bernama Bagian Taman Pustaka

.: Home > Artikel > Majelis
07 November 2023 23:31 WIB
Dibaca: 174
Penulis : Admin

 

SAMBUTAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional Majelis Pustaka

Yogyakarta,  29 November - 1 Desember 1991 

 

Oleh: H. Djarnawi Hadikusuma

Ketua Bidang Tabligh dan Tajdid

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ = الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ  (العلق

 

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,Yang mengajar (manusia) dengan pena.Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS. Al-‘Alaq: 1-5)

 

Bapak-bapak dan Ibu-ibu hadlirin yang saya muliakan, demikian pula para tamu undangan yang terhormat. Terlebih dahulu, sebagai Ketua Bidang Tajdid & Tabligh, saya bersyukur kepada Allah dan mengucapkan selamat atas terselenggaranya Rakernas Majelis Pustaka ini, diiringi dengan do'a semoga Allah menganugerahkan taufiq dan hidayah sehingga Rakernas dapat berjalan dengan lancar serta menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi kemajuan pustaka kita. Kita telah nengetahui bahwa firman Allah tersebut di atas, adalah lima ayat pertama surah Al-‘Alaq dan merupakan wahyu Allah pertama kali yang diturunkan melaluiMalaikat Jibril dan yang sekaligus mengangkat Muhammad menjadi Rasul terakhir.

 

Sungguh amat menakjubkan bahwa al-Quran, dalam ayat yang pertama ialah mengungkap terbentuknya manusia dalam rahim ibu dari darah kental. Kemudian Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak untuk makanan manusia. Sebagian besar dari sari makanan itu diolah dalam tubuh manusia menjadi darah dan daging untuk pertumbuhan tubuh, dan sebagian kecil disalurkan ke dalam rahim ibu bagi menumbuhkan darah kental menjadi bayi. Dengan menganugerahkan rezeki itu kepada semua makhluk, maka Allah bersifat kariim atau pemurah. Tetapi dengan menganugerahkan akal khusus kepada manusia, sehingga dapat diajari menulis dan membaca, maka Allah bersifat al-akram atau yang teramat pemurah.

 

Manusia dengan akalnya telah berhasil mengembangkan seni tulisbaca tersebut. Pena digantikan oleh mesin tulis yang berkembang lagi menjadi media cetak yang kini sudah sampai kepada percetakan jarak-jauh.Dengan percetakanlahirlah buku-buku ilmu pengetahuan, surat kabar dan majalah. Berdirilah sekolah sampai perguruan tinggi. Maka sampailah kita kepada kesimpulan bahwa Allah sengaja menciptakan manusia sebagai makhlukbudaya. Itulah yang dikesankan dalam lima ayat permulaan dari surah A1-‘Alaq itu, ialah bahwa kemajuan peradaban dan budaya manusia itu akan lahir serta berkembang dari seni tulis baca.

 

Kata“pustaka” berarti bacaan dan yang bermanfaat. Maka Majelis Pustaka ialah Majelis yang menyediakan bacaan dan menggairahkan orang untuk membaca bacaan yang bermanfaat. Maka dalam rangka itu Majelis Pustaka berkewajiban untuk antara lain: 1) Menyediakan/menerbitkan buku, Majalah dan Surat kabar; 2) Mengadakan perpustakaan dan taman pembacaan; 3) Mengadakan pembahasan bersama nengenai buku pengetahuan, kemasyarakatan dan terutama agama; 4) Menghimpun para penulis untuk diarahkan dalam penulisan sejarah, karya ilmiah dan da'wah; 5) Menyusun rekomendasi nengenai buku-buku yang sebaiknya dibaca oleh warga Muhammadiyah.

 

Dahulu Majelis ini bernama Bagian Taman Pustaka yang mula-mula didirikan pada tahun1923 dengan pengurus sebanyak 23 orang dengan ketua R.H. Hajid dan Wakil Ketua M. Tayib serta H. Fachrodin, beberapa lama sebelum wafatnya K.H.A. Dahlan yang menganjurkan pendirian Majelis itu. Dari sini kita mengetahui beliau sadar sepenuhnya betapa pentingnya bacaan ini sehingga sudah sejak tahun 1915 diterbitkan Majalah Suara Muhammadiyah yang lestari hidup hingga sekarang sebagai majalah tertua di seluruh Indonesia. Majalah lainnya yang diterbitkan oleh Muhammadiyah ialah Majalah Adil yang kini telah berusia 59 tahun. Sedang Suara Aisyiyah diterbitkan oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyahdan kini telah berusia 66 tahun. Demikianlah rupanya Muhammadiyah juga menjadi pelopor dalam dunia penerbitan swasta, walaupun akhirnya mengenai mutu, peredaran dan keuangan tersusul oleh golongan lain.

 

Mulai sejak berdirinya tahun 1923 Bagian Taman Pustaka tiap tahun Hijriyah menerbitkan Almanak Buku Muhammadiyah yang isinya: 1) Penanggalan Hijriyah dan Masehi 2) Hisab Haqiqi 3) Cara menghitung Hisab Haqiqi; 4) Hal-ihwal Muhamnadiyah di daerah-daerah dan para pemimpinnya; 5) Berbagai karangan tentang agama dan ilmu pengetahuan; 6) Uraian tafsir dan hadits; 7) Tinjauan dalam dan luarnegeri;8) Tinjauan dunia Islam; 9) Sejarah masuknya Muhammadiyahdi daerah-daerah yang sulit; 10) Riwayat hidup pemimpin Muhammadiyah di daerah-daerah;11) Iklan.

 

Dengan kandungan sedemikian itu tebal Almanak Buku Muhammadiyahtersebut rata-rata antara 250 hingga 280 halaman, dan ternyata amat digemari oleh warga Muhammadiyah sampai ke daerah-daerah. Almanak buku itu terpaksa berhenti terbit karena pendudukan tentara Jepang pada tahun 1942. Selama terbit 19 nomor itu dan terutama sejak tahun 1935 di bawah asuhan K.H.Farid Ma’ruf, Asdi Nardju, dan H.M.Badjuri.Berbagai ilmu pengetahuan modern telah dipaparkan di samping Ilmu Hisab antara lain ilmu jiwa atau zielkunde, ilmu pendidikan yang juga disebut opvoedkunde, ilmu kesehatan yang pada waktu itu disebut hygiene, tatanegara yang pada waktu itu namanya staatsinrichting, bermacam-macam penyakit dan pengobatannya atau geneeskunde, ilmu perbintangan atau sterrenkunde, hak warganegara yang terhimpun dalam Indische Staatsregeling, ilmu da'wah dan berpidato, teknologi industri dan pelbagai industri kecil seperti membuat sabun, minyak wangi serta minyak rambut menurut teori Dr.H.Mann, Prof.Banerje, Dr.Rudolf  Schiet dan Prof.Austinson, Obat-obat tradisional, Ekonomi dan Koperasi, ilmu kimia, sastera Indonesia Islam; dan lain-lain sebagainya. Kesenmanya itu disusun oleh ahlinya pada waktu itu.

 

Kita tentu sangat ingin Almanak buku itu kini dapat diterbitkan lagi oleh Majelis Pustaka. Dengan banyaknya sarjana Muhammadiyah dalam bermacam-macam disiplin ilmu, almanak buku tersebut akan jauh lebih sistematik. Memang Majelis Pustaka ini beberapa tahun lalu pernah menerbitkan almanak buku. Akan tetapi karena kurangnya persiapan, keterlambatan mulai dan cara kerja yang tidak efisien, maka almanak yang dihasilkan tidakmemenuhi harapan, baik isi maupun tekniknya, oleh karena itu perlu diatur lagi dengan persiapan yang matang.

 

Sesuai dengan firman Allah dalam wahyu pertama tersebut di atas, adalah membaca merupakan tangga bagi manusia untuk meningkatkan kecerdasan, ilmu dan iman.

 

Santri yang telah belasan tahun belajar di pondok, tidak begitu saja menjadi kiyahi atau ulama yang mahir, tetapi harus melalui ketekunan membaca bermacam-macam kitab dan banyak bermunadharah dengan sesama santri, barulah ia menjadi alim dan patut disebut ulama. Demikian pula seorang mahasiswa, tidak pula dengan sendirinya menjadi ahli ilmu sesudah di wisuda dan menyandang gelar, melainkan dia harus rajin dan tekun belajar dari buku-buku. Bahkan seorang yang belum pernah duduk di bangku perguruan tinggi, dengan membaca buku secara teratur dan tekun akan mampu menguasai beberapa ilmu untuk bekal hidupnya, dan mampu pula menjadi self-made man. Almarhum Adam Malik adalah salah satu contoh bagaimana orang dengan belajar sendiri serta memanfaatkan pengalaman dapat menjadi orang besar dan negarawan yang menonjol.

 

Sadar akan peranan bacaan yang demikian pentingnya itu, sejak dahulu Bagian Taman Pustaka tidak lupa mendirikan Perpustakaan dan Taman Pembacaan yang selalu ramai dikunjungi oleh remaja, pelajar serta pembaca dari segala usia. Maka Majelis Pustaka harus mengambil perhatian yang besar dalam pendirian Perpustakaan dan Taman Pembacaan ini, baik di pusat maupun di daerah-daerah. Pengumpulan buku dapat dilakukan bertahap. Pengalaman menunjukkan bahwa para penerbit selalu bersedia mewakafkan buku terbitannya apabila diminta. Oleh karena itu Majelis Pustaka perlu menyebarkan suratedaran kepada sebanyak mungkin penerbit yang ada, demikian pula kepada semua departemen. Terutama departemen agama, pendidikan dan kebudayaan, penerangan, sosial, luarnegeri, transmigrasi, pertanian dan tenaga kerja. Dan jangan lupa kepada perorangan agar membantu dengan buku atau dana guna membeli buku-buku yang tidak dapat diperoleh dengan cuma-cuma.

 

Sedikitnya Perpustakaan itu di adakan oleh Majelis Pustaka Pusat, Wilayah dan Daerah. Kepada warga Muhammadiyah dan terutama pimpinannya baik pula dianjurkan untuk memiliki perpustakaan pribadi di rumah masing-masing. Dengan demikian mutu kecerdasan mereka akan meningkat dan wawasan akan bertambah luas.

 

Pekerjaan besar yang telah dimulai oleh Majelis Pustaka dalam periode yang lalu ialah penulisan Sejarah Muhammadiyah. Usaha ini telah melibatkan banyak sarjana terutama yang tergabung dalam Muhammadiyah. Usaha ini belum selesai tetapi sudah sampai kepada hasil yang cukup memadai. Mereka yang terbagi dalam kelompok-kelompok kerja itu sebagian besar telah menyelesaikan tugasnya pada taraf awal. Dalam periode Muktamar ke-42 di Yogyakarta ini usaha tersebut harus diselesaikan. Menulis sejarah secara nasional memang sulit dan memerlukan waktu yang sangat lama, apalagi jika penulisnya terdiri dari banyak orang.

 

Bahan-bahan yang telah masuk dari para sarjana tersebut dan dari daerah-daerah harus segera mulai diperiksa, dikoreksi dan dirangkum untuk nenjadi konsep awal yang masih akan diteliti 1agi. Walauseandainya kerja itu tidak dapat selesai dalam periode ini, tetapi sedikitnya sudah ada kemajuan. Ada baiknya kalau Sejarah Muhammadiyah ini dapat diselesaikan dalam tahun-tahun pertama periode yang akan datang.

 

Kegunaan Sejarah Organisasi Muhammadiyah sudah jelas, antara lain:1) agar menjadi pengetahuan warganya untuk diambil maslahatnya dan untuk lebih memantapkan keyakinan serta amalnya dalam Muhammadiyah; 2) agar Muhammadiyah diketahui oleh umum sebagai organisasi Islam terbesar yang telah menyumbangkan amal baktinya bagi kemerdekaan bangsa serta kesejahteraan masyarakat dan Negara; 3) agar menjadi bacaan dan rujukan bagi mereka yang bermaksud menulis karangan dan skripsi mengenai Muhammadiyah atau perkembangan Islam di Indonesia; 4) agar lebih memantapkan kedudukan Muhammadiyah dalam sejarah Indonesia.

 

Kemutlakan perlunya sejarah Muhammadiyah sebagai bagian dari sejarah bangsa tidak dapat diragukan lagi. suatu bangsa yang tidak mampu menulis sejarahnya,akan menjadi kabur asal-usulnya, jatidirinya, jasa-jasa dan harapannya untuk hidup sebagai bangsa yang tegar dan terhormat.

 

Dengan adanya buku sejarah Muhammadiyah yang resmi diterbitkan oleh Majelis Pustaka, tidak berarti penulisan sejarah di daerah-daerah dihentikan. sejarah tentang perkembangan Muhammadiyah di daerah masih tetap dibutuhkan, dan tidak mustahil akan ada yang ditambahkan dalam buku induk sejarah Muhammadiyah untuk cetakan kedua dan seterusnya. Jelasnya ialah bahwa sejarah Muhammadiyah yang disusun oleh Majelis Pustaka ini setiap cetak ulang akan mengalami penelitian ulang, pengurangan atau tambahan.

 

Pemasaran bukujauh lebih sulit dari penyusunan dan penerbitannya, di samping memerlukan modal yang besar. Sering kita sukses dalam penerbitan tetapi gagal dalam pemasaran sehingga menderita kerugian. Oleh sebab itu lebih baik penerbitan dan pemasarannya diserahkan kepada penerbit yang cukup bonafit dan berpengalaman berdasarkan perjanjian tertulis dengan Majelis Pustaka dengan prinsip saling menguntungkan.

 

Hadirin yang terhormat dan peserta Rakernas yang budiman, demikian sekedar sambutan saya. Mudah-mudahan Allah Swt. berkenan mengaruniakan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita sekalian.

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 


Tags: MPI , BagianTamanPustaka
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Wawasan Sejarah

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website