Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Refleksi 103 Tahun Aisyiyah: Kelambu Merah Jambu & Kerudung Bersulam

.: Home > Artikel > Majelis
20 Mei 2020 21:25 WIB
Dibaca: 889
Penulis : H. Nilwani Hamid, M.Pd

Gambar mungkin berisi: teks yang menyatakan 'Selamat Milad 10 Aisyiyah " Gerakan Ta'awun Sosial Peduli Dampak Covid-19 untuk Keselamatan Bangsa f PersyrkaanMuhm Muhammadiyah @Muhammadiyah @Lensamu www.muhammadiyah.id'

 

Tanggal 19 Mei 2020 organisasi Aisyiyah memasuki usia ke-103 tahun dalam hitungan miladiyah. Untuk merefleksikan sejarah perjuangan Aisyiyah dan mengenang para tokoh pejuang Aisyiyah berikut ini kami refleksikan selayang pandang pergerakan Aisyiyah, terutama di Kalimantan Barat.

 

Organisasi Aisyiyah semula merupakan kelompok anak-anak yang senang berkumpul lalu di beri bimbingan oleh K.H Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan dengan pelajaran agama. Diantara mereka itu terdapat  beberapa orang yang dipersiapkan untuk menjadi wanita penggerak dakwah Muhammadiyah. Mereka adalah Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putri KHA Dahlan sendiri), Siti Wadingah, dan Siti Badilah Zuber. Meskipun mereka masih relatif muda dan paling tua berusia 15 tahun, oleh KH. Dahlan sudah mulai diajak berpikir tentang kemasyarakatan. Demikian perhatian KHA Dahlan begitu besar tentang kaum wanita terkait dengan usaha beliau dalam mendirikan persyarikatan Muhammadiyah.

 

Dalam perkembangan selanjutnya, sekelompok pengajian anak-anak perempuan ini kemudian diberi nama Sopo Tresno dan saat itu belum menjadi bentuk sebuah organisasi utuh, akan tetapi masih terbatas sebagai gerakan pengajian semata. Kemudian timbul pemikiran tentang perlunya pemberian nama kelompok ini. Maka diadakanlah pertemuan antara K.H. Mokhtar, K.H. Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Fachrudin dan pengurus Muhammadiyah yang lain, bertempat di rumah Nyai Ahmad Dahlan. Saat itu ada usulan nama FATIMAH, tetapi usulan ini tidak diterima oleh rapat. Kemudian oleh KH. Fachrudin diusulkan nama AISYIYAH.

 

Tampaknya, nama Aisyiyah inilah yang paling tepat sebagai nama organisasi wanita yang baru itu. Nama ini dipandang  tepat karena diharapkan perjuangan perkumpulan ini dapat meniru perjuangan Siti Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW yang selalu membantu dalam berdakwah. Setelah nama ini disetujui secara aklamasi, lalu diadakan peresmian pada tanggal 27 Rajab 1335H/ 19 Mei 1917 M bersamaan dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W. Peringatan ini baru pertama kali diselenggarakan oleh Muhammadiyah pada waktu itu, yakni mengumpulkan kaum laki-laki dan kaum wanita dalam sebuah forum kegiatan. Dan karena itu, tempat duduk murid-murid wanita serta ibu-ibu dipisahkan dengan sebuah kain kelambu berwarna merah jambu.

 

Salah satu bentuk kepeloporan Aisyiyah adalah program pengajaran penggunaan kerudung (penutup kepala) bagi kaum wanita. Program tersebut dicanangkan pada tahun 1919. Padahal, ketika itu hanya wanita yang telah berhaji saja yang berkerudung dengan memakai mudawarah dan kain sarung. Untuk menarik minat kaum wanita agar memakai kerudung, KHA Dahlan menganjurkan agar membuat kerudung yang baik. Maka mulailah dibuat kerudung dengan mencontoh kerudung yang dibawa dari Makkah, hingga kemudian populer di kalangan perempuan Muhammadiyah penggunaan kerudung bersulam dengan benang  yang beraneka warna dan kualitasnya bagus.

 

Memasuki usianya yang ke-103 tahun ini, sudah sangat banyak kebermaknaan dari kehadiran Aisyiyah ditengah-tengah ummat dan Bangsa Indonesia bahkan dunia Internasional, terutama terhadap peningkatan dan pengembangan sumberdaya kaum perempuan Indonesia. Secara faktual, karya dan usaha tersebut terwujud diantaranya dalam bentuk Amal Usaha Aisyiyah yang sampai saat ini Aisyiyah telah menyelenggarakan dan mengelola, antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut.

 

BIDANG KESEHATAN

Dalam bidang Kesehatan, Aisyiyah telah memiliki dan mengelola Rumah Sakit Umum (RSU) ‘Aisyiyah sejumlah 15 buah, Rumah Bersalin sejumlah 64 buah, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) sejumlah7 buah, Balai Pengobatan sejumlah 27 buah, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) sejumlah 44 buah, Apotik sejumlah 18 buah, Posyandu Lansia sejumlah 52 buah, dan  PPKS sejumlah 17 buah.

 

BIDANG PENDIDIKAN 

Dalam bidang pendidikan, ‘Aisyiyah saat ini telah mengelola 13 Sekolah Tinggi, Akademi, Politeknik dan Universitas di seluruh Indonesia. Untuk Sekolah Tinggi dan Akademi dalam Bidang Kesehatan berjumlah 8 buah. Selain itu, dalam kelompok Data Amal Usaha Pendidikan Aisyiyah, telah berkembang Amal Usaha Pendidikan (AUP) Aisyiyah sebanyak 23.772 Amal Usaha Pendidikan Dasar dan Menengah ‘Aisyiyah. 23.772 AUP Aisyiyah itu terdiri dari 1.385 Kelompok Bermain, 1.607 Satuan PAUD Sejenis, 5.717 Taman Kanak-Kanak (TK), 8.816 PAUD, 72 Taman Pengasuhan Anak (TPA) , 1.579 Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), 18 Sekolah Dasar (SD), 5 Madrsah Ibtidaiyah (MI), 4 SMP, 8 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 3 Sekolah Menengah Umum (SMU), 5 Madrasah Aliyah (MA), 229 Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Putri, 3 Pesantren Aisyiyah, 18 Sekolah Luar Biasa (SLB), Lembaga Pendidikan Non Formal sejumlah 4.280, 18 Sekolah Berkebutuhan Khusus, dan Kelompok Pendidikan Keaksaraan Fungsional (KPKF) sejumlah 3.904 buah.

 

BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Dalam bidang Kesejahteraan Sosial, Aisyiyah telah memiliki/mengelola Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak berupa Panti Asuhan sejumlah 185 buah.

 

BIDANG EKONOMI

Di Bidang Ekonomi, gerakan Aisyiyah telah berhasil membentuk Koperasi sejumlah 568 buah serta terbentuknya kelompok-kelompok Pendampingan dan Pemberdayaan Ekonomi melalui BUEKA (Dadan Usaha Ekonomi Aisyiyah). Jumlah BUEKA sebanyak 1.426 buah. Aisyiyah juga mengembangkan Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA) baik di tingkat pusat (nasional), propinsi maupun kabupaten, diantara bentuk kelompok usaha itu adalah mengembangkan produk lokal berupa sabun cuci maupun produk susu kedelai.

 

Aisyiyah telah menunjukkan perannya dalam mencapai tujuan Persyarikatan Muhammadiyah, yakni terbentuknya masyarakat utama adil makmur yang diridhai Allah SWT, hal ini merupakan konsekuensi logis tentang kedudukan organisasi Aisyiyah sebagai organisasi otonom khusus dalam persyarikatan Muhammadiyah yang secara formal tertuang dalam Qaidah Aisyiyah tahun 1966.

 

Dalam Qaidah ini disebutkan tentang gerak dan langkah Aisyiyah, yakni: (1) Asas, tujuan, dan garis perjuangan sejalan dengan persyarikatan Muhammadiyah, (2) kegiatan dan usaha di atur sesuai dengan tata aturan yang berlaku dalam persyarikatan Muhammadiyah, (3) keputusan musyawarah sejalan dengan prinsip yang digariskan oleh persyarikatan Muhammadiyah, (4) Aisyiyah mempertanggung jawabkan semua kegiatannya kepada persyarikatan Muhammadiyah.

 

Gerakan Aisyiyah di Kalimantan Barat

 

Diantara sumber informasi yang didapat oleh penulis, bahwa keberadaan Aisyiyah Kalbar diawali dan dirintis oleh Ibu Halimah Chatab yang tidak lain merupakan istri dari bapak A. Chatab Radjo Gandom, sejak tahun 1940 sudah menunjukkan usaha-usahanya untuk ikut menghidupkan gerakan persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berada di Pontianak pada khususnya. Dari generasi inilah yang merupakan cikal bakal Aisyiyah Kalimantan Barat khususnya di kota Pontianak. Generasi penerus berikutnya, Aisyiyah kalbar kemudian dipimpin oleh Ibu Hj. Hamdah yang merupakan istri dari Ustadz Chatib Syarbani, sejak kepindahan Ibu Hamdah dari Banjarmasin ke Pontianak tahun 1953. Keaktifan Ibu Hj. Hamdah yang sudah dijalaninya sejak di Banjarmasin itu, dilanjutkannya di Pontianak, jadi aktivitas beliau di Aisyiyah Pontianak (Kalbar) terhitung sejak era 1950an. Sampai akhirnya kepemimpinan Aisyiyah wilayah diteruskan dan dipercayakan kepada Ibu Sawiyah Ahmadin (istri Mubaligh teduh Ustad Sutan Ahmadin) yang memimpin Aisyiyah Wilayah Kalbar pada periode jabatan 1985-1990. Pada periode kepemimpinan berikutnya adalah Ibu Hj. Ruminah yang tidak lain merupakan pelopor/pendiri sekaligus pengasuh Panti Asuhan Aisyiyah Tunas Harapan Pontianak. Beliau memimpin Aisyiyah wilayah Kalbar pada masa jabatan (1990-1995), dan sampai akhir hayatnya beliau tetap istiqomah mengelola dan mengembangkan Panti Tunas Harapan yang telah dirintisnya sejak awal.

 

Transformasi kepemimpinan di lingkungan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Barat berjalan relatif stabil, meskipun dengan segala keterbatasan sumber daya kader, para penerus kepemimpinan di Aisyiyah silih berganti dan berjalan secara natural. Maksudnya, para penerus kepemimpinan bukanlah tokoh yang dipersiapkan atau digadang-gadang sebelumnya, melainkan muncul dan mengalir bersama dengan berlangsungnya Musyawarah Wilayah Aisyiyah.

 

Periode berikutnya, yakni 1995-2000, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalbar dipimpin oleh Ibu Dra.Hj. Sauliyah A. Rahim beliau merupakan istri dari Bapak Dr. H. Abdul Hakim A. Rahman yang juga merupakan pengurus/tokoh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar. Dari sisi usia kepemimpinan di periode ini sudah mencerminkan adanya penyegaran, sementara dari sisi pertumbuhan/ perkembangan Amal Usaha Aisyiyah bisa dilihat dari total perkembangan amal usaha yang akan dijabarkan tersendiri.

 

Gerak langkah organisasi Aisyiyah terus bergulir hingga memasuki periode 2000-2005. Di perode ini Aisyiyah wilayah Kalbar dipimpin oleh ibu Hj. Fauziah Fahruzi. Beliau merupakan perintis, pendiri sekaligus pengelola Panti Asuhan Aisyiyah Nur Fauzi Pontianak. Selain mewakafkan tanah dan rumah tempat tinggalnya untuk dijadikan Panti Asuhan Aisyiyah Nur Fauzi, beliau juga mewakafkan dirinya dalam berkhidmat dan berjuang untuk kemaslahatan ummat  dan bangsa di bawah payung  Aisyiyah Kalimantan Barat. Beliau memimpin Aisyiyah wilayah Kalbar ini selama 2 periode dan berakhir pada tahun 2010. Almarhum  suami beliau, Bapak H.Fachruzi Djohansyah juga merupakan mujahid  Muhammadiyah Kalimantan Barat.

 

Selanjutnya, pada periode 2010-2015 PWA dipimpin oleh istri dari bapak Drs. Abdussamad, M.Pd. (Wakil Ketua PWM Kalimantan Barat), yakni Ibu Dra. Hj. Wagiyem, M.Ag. dan seperti ketua sebelumnya kepemimpinan beliau juga berlangsung dua periode dan InsyaAllah akan berahir pada tahun 2020.

 

Dari periode ke periode karya, nyata Aisyiyah semakin memberikan makna bagi terealisasinya spirit Islam Rahmatan Lil ‘alamin serta tujuan Muhammadiyah.  Saat ini warga Aisyiyah khususnya dan kaum perempuan Kalimantan Barat pada umumnya, patut bangga dan bersyukur karena telah memiliki amal usaha yang prestisius yakni berupa perguruan tinggi. Dalam hal ini tidak lain adalah Politeknik Aisyiyah (POLITA) yang berada dibawah naungan Aisyiyah wilayah Kalimantan Barat. Kehadiran POLITA ini tidak terlepas dari andil dan peran yang sangat besar dari ibu Dr. Hj. Inin Salmah Barasila bersama Bapak Dr.H.A. Barri Barasila yang merupakan the founding father-nya POLITA, serta tentu saja dukungan dari berbagai fihak lainnya.

 

Pada momentum peringatan Milad Aisyiyah ke-103 ini, untuk mengenang para tokoh yang  telah dan sedang  mengabdikan dirinya di organisasi Aisyiyah di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Kalbar, pada kesempatan milad yang ke-103 ini, mari kita doakan semoga amal bakti para aktivis/pejuang selama berkhidmat di Aisyiyah diberikan ganjaran pahala yang tiada putus-putusnya mengalir kepada para aktivis/pejuang Aisyiyah, baik yang telah wafat maupun yang masih hidup. Dan kepada tokoh-tokoh Aisyiyah yang saat ini terbaring sakit kita doakan bersama-sama, semoga Allah menguatkan kesabaran beliau-beliau dan segera mengangkat penyakitnya sehingga ibu dan orang tua kita itu dapat beraktivitas seperti biasa, khusus kepada guru-guru TK Aisyiyah yang telah membimbing, membina serta menuntun kami selama pendidikan di Taman Kanak-kanak  Aisyiyah, saya doakan semoga Allah memberikan balasan yang terbaik dan terindah kepada mereka, amin ya rabbal alamin.

 

Selamat Milad ke-103 Aisyiyah, semoga terus berjaya!

 

Membina harkat kaum wanita, menjadi tiang utama negara,

Beramal dan berderma bakti membangun negara

Dalam menciptakan masyarakat Islam sejati.

 

 

 

H. Nilwani Hamid, M.Pd.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Kalbar 2015-2020
Pengajar di Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alumni TK.Aisyiyah Kauman Ketapang 70
`

 

sumber artikel: mykalbar.com


Tags: Refleksi103TahunAisyiyah
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Aisyiyah

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website