Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Menyongsong Kopdarnas Penggiat Literasi: KEGIATAN LITERASI DI SD NEGERI GAMBARAN

.: Home > Artikel > Majelis
07 Desember 2017 00:51 WIB
Dibaca: 1225
Penulis : Puji Astuti

 

 

Kegiatan literasi di SDN Gambaran Kaliwiro Wonosobo dilaksanakan setiap hari 15 menit sebelum pelajaran di mulai. Semua siswa dari kelas I sampai kelas VI melakukan kegiatan membaca. Teknik membaca di kelas I dan kelas II dengan membaca lirih didampingi guru kelas. Sedang untuk kelas III sampai kelas VI dengan membaca pemahaman, matau membaca dalam hati atau sering disebut membaca hening.

 

Buku yang digunakan adalah Buku Bacaan Berjenjang bantuan dari PROGRAM USAID PRIORITAS. Setiap hari Sabtu guru menyiapkan buku bacaan sesuai level siswa (A-F) untuk stok bacaan selama satu minggu. Setiap pagi dari hari Senin-Jumat sebelum pelajaran dimulai siswa wajib membaca selma 10 menit. Waktu membaca dibatasi dengan star mulai membaca bersama-sama. Setelah 10 menit guru menghentikan kegiatan membaca dan menarik semua buku bacaan dari hadapan siswa. Selesai atau tidak semua siswa harus menghentikan kegiatan membacanya. Selanjutnya guru membagikan buku catatan khusus untuk kegiatan literasi dan anak menuliskan/menceritakan kembali secara tertulis apa yang sudah dibaca. Guru mendampingi siswa menulis dengan mengingatkan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan pengelolaan ide siswa. Kegiatan menulis dibatasi selama 5 menit. Ketika waktu 5 menit habis semua siswa berhenti menulis dan mengumpulkan buku catatannya. Hari itu juga guru memeriksa hasil tulisan siswa dan memberi catatan penting di bawah tulisan siswa. Buku itu akan dikembalikan pada siswa pada esok harinya sebelum siswa menulis kembali siswa membaca catatan guru dan memahami apa yang harus diperbaiki. Kegiatan itu berlangsung setiap hari hingga hari Jumat.

 

Teknik literasi dilakukan berbeda pada hari Sabtu. Khusus hari sabtu semua siswa melakukan senam pagi bersama. Setelah itu setiap siswa berkumpul sesuai kelasnya masing-masing. Guru kelas menyiapkan buku bacaan dan membagikan pada siswanya sesuai urutan atau jenjang yang sudah dilakukan siswa pada hari sebelumnya. Waktu membaca sama dengan kegiatan lierasi di kelas yaitu 10 menit. Melalui pengeras suara guru yang bertugas sebagai koordinator mengumumkan waktu dimulainya membaca.semua siswa membaca hening kecuali siswa kelas I yang rata-rata kemampuan membacanya masih di tingkat awal, sehingga siswa kelas 1 diberi tempat agak terpisah dari kelas lainnya supaya aktifitas membacanya tidak mengganggu siswa lain. Guru kelas mendampingi siswa untuk mengantisipasi siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam membaca, bercanda, atau mengganggu teman lain.

 

Setelah 10 menit berlangsung guru koordinator memberitahukan bahwa waktu sudah habis. Semua siswa menghentikan kegiatan membacanya dan semua guru kelas menarik buku bacaan dari tangan siswa. Guru Koordinator meminta setiap kelas untuk menyiapkan 1 siswa yang paling siap untuk maju ke depan menceritakan kembali pa yang sudah dibacanya secara lisan dengan disaksikan semua siswa. Kegiatan menceritakan kembali secara lisan dilakukan secara urut dari kelas VI, kelas V, kelas IV dan seterusnya hingga terakhir kelas I. Hal ini dilakukan dengan tujuan siswa kelas VI sudah mampu memberi contoh berpenampilan yang menarik saat menceritakan kembali di depan semua teman. Baik dari segi ekspresi, diksi, intonasi, maupun rasa percaya diri yang dibangun saat bercerita. Ini penting supaya terjadi pemodelan untuk adik kelasnya masing-masing. Waktu bercerita juga dibatasi selama 5 menit.

 

Untuk mengapresiasi dan memotivasi siswa agar semakin bersemangat dalam melakukan kegiatan literasi, sekolah menyediakan riward bagi siswa yang mampu menuliskan alur cerita dengan runtut, penggunaan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat, serta mampu menceritakan kembali sesuai kemampuan berbahasanya bukan sekedar menghafal atau menjiplak bacaan yang baru dibacanya. Riward berupa kartu smile yang jika sudah mendapatkan 10 kartu dapat ditukar dengan alat tulis di koperasi sekolah.

 

Bagi siswa yang sudah melakukan kegiatan menceritakan kembali secara lisan setiap hari sabtu selama 3 kali juga mendapatkan riward dari sekolah berupa bingkisan menarik juga berisi alat tulis yang bermanfaat untuk siswa.

 

Kegiatan literasi ternyata membawa dampak positif bagi siswa. Bukan saja dari segi kognitifnya saja namun juga dari segi pengembangan karakter. Hal positif itu antara lain :

 

Dari segi kognitif

  1. Perbendaharaan kosa kata siswa semakin meningkat
  2. Peningkatan dalam pemahaman konsep
  3. Siswa terbiasa berfikir aktif, dan kreatif
  4. Kemampuan mengeluarkan ide, pendapat, dan tanggapan dalam melakukan diskusi kelompok.

 

Dari segi sikap

Pengembangan karakter dapat diimplementasikan pada kegiatan literasi, antara lain:

  1. Kemampuan siswa mengelola waktu dengan baik mendukung meningkatnya karakter disiplin
  2. Saling menghargai, tercermin dalam kegiatan membaca hening siswa menjadi sadar untuk menghargai kebutuhan kenyamanan teman lain pada waktu kegiatan  membaca. Hal ini juga tercermin ketika siswa lain sedang bercerita di depan siswa diam memperhatikan dan jika ada tanggapan menggunakan bahasa yang santun dan tidak menyinggung.
  3. Rasa percaya diri, saat siswa menceritakan kembali secara lisan di depan teman-temannya dibutuhkan rasa percaya dan pemberani.

 

Dari segi ketrampilan

Aspek ini tidak bisa serta merta terbentuk namun kegiatan literasi membantu terbentuknya ketrampilan siswa dalam hai:

  1. Siswa terbiasa menggunakan ketrampilan berbahasa yang baik
  2. Siswa terbias menulis dengan menggunakan kerampialn menulis yang baik dari sistematika, isi, dan EYD nya.

 

Mengingat begitu pentingnya manfaat kegiatan literasi SDN Gambaran berusaha meningkatkan kegiatan tersebut walaupun tidak sedikit kesulitan yang dihadapi, antara lain:

  1. Minimnya stok bahan bacaan yang dimiliki, selama ini SDN Gambaran hanya mengandalkan bahan literasi dari Buku Bacaan Berjenjang yang sebetulnya buku tersebut hanya diperuntukkan bagi siswa kelas awal yaitu kelas I, II, dan III.
  2. Kemampuan guru dalam mengelola waktu harus terus ditingkatkan, jangan sampai kegiatan literasi justru mengganggu kegiatan pembelajaran
  3. Dibutuhkan komitmen yang tinggi  dari pihak guru dan kepala sekolah untuk mensukseskan program literasi. Kedisiplinan dalm mengkondisikan waktu dan menyiapkan bahan bacaan tidak boleh diabaikan.
  4. Perlunya dukungan dan kerja sama dari semua stake holder bidang pendidikan termasuk peran serta dinas pendidikan, orang tua, dan masyarakat sekitar.

 

Menjadikan program literasi di sekolah menjadi sebuah kebutuhan bukan hal yang mudah semudah membalik telapak tangan. Namun jika semua itu diawali dengan keinginan yang kuat, semangat, dan komitmen yang tinggi, keberhasilan pasti akan dapat diraih.

 


Tags: KegiatanLiterasidiSDNegeriGambaran , KopdarnasPenggiatLiterasi , PujiAstuti

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website