Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Menyongsong Kopdarnas Literasi: MEMBANGUN LITERASI BERKEMAJUAN, SEPERTI APA?

.: Home > Artikel > Majelis
08 Desember 2017 01:12 WIB
Dibaca: 1857
Penulis : Choirul Ameen

Image result for mpi.muhammadiyah Membangun Literasi Berkemajuan

 

 

Literasi menjadi hal penting dan tren lima tahun terakhir. Literasi yang dulunya berkutat di dunia kampus, kini telah merambah keluar dari ruang kelas dan bangku perkuliahan.

 

Dalam lingkup pendidikan formal, literasi lebih digairahkan melalui program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Bentuknya, mewajibkan peserta didik melakukan aktivitas membaca lima menit sebelum pelajaran dan memperbanyak fasilitas baca di sekolah.

 

Dalam pengertian esensial, literasi berarti kemampuan mengolah dan memahami informasi saat sedang melakukan proses membaca dan menulis. Jadi, literasi tidak sebatas membaca, terlebih membaca sekilas dan menerima informasi mentah-mentah tanpa memaknai.

 

Lalu, seperti apakah literasi yang berkemajuan?

 

Berkemajuan tentunya identik dengan kekinian, tidak taklid buta, responsif terhadap perkembangan dan kemajuan, tak terkecuali dalam bidang teknologi informasi digital dan sosiokultural.

 

Era digital dan internet saat ini tentunya menghadapkan siapapun pada informasi serba cepat, berjibun dan instant. Membanjirnya ribuan bahkan jutaan informasi by minutes melalui media sosial, memaksa pengguna internet dan medsos menerimanya serba cepat pula. Saking banyaknya, sampai-sampai informasi yang muncul dilewatkan begitu saja atau disapu bersih bak tumpukan sampah.

 

Nah, membangun literasi berkemajuan berarti bagaimana sebuah produk literasi (wacana, opini, data, berita, pengetahuan) bisa membangkitkan pembaca untuk berliterasi. Literasi berkemajuan harus bisa merangsang lahirnya pemikiran kritis, reflektif, tabayun, memginspirasi dan memotivasi, untuk kemudian melahirkan tulisan-tulisan bermakna baru yang lain.

 

Selain itu, berproses literasi yang berkemajuan mampu menggugah tumbuhnya kreativitas dalam karya intelektual maupun tradisi literasi. Bergiat literasi dimana pun tetap bisa membangkitkan minat dan motivasi membaca, berdialektika, menulis dan memproduksi literasi dalam bentuk apapun.

 

Keberadaan perpustakaan misalnya, jangan kering proses literasi hanya berisi aktivitas pinjam-baca koleksi buku yang ada. Perpustakaan atau taman baca harusnya bisa menjadi pusat peradaban di bidang literasi. Ada aktivitas kepenulisan, proses kreatif, karya intelektual (ilmiah), apresiasi sastra, atau diskusi dan refleksi.

 

Dalam konteks era informasi digital, literasi berkemajuan juga harus bisa mengedepankan digitalisasi. Apa yang dihasilkan tentunya tidak semata informasi yang mengejar kecepatan, sensasional, sensitif, apalagi hoax dan mengandung keresahan atau kepanikan dan memicu sikap reaksioner.

 

Literasi bagi netizen, terutama literasi digital melalui sosial media, mestinya juga tidak mengesampikan batasan akurasi, edukatif, informatif, dan memacu kreativitas dan sikap kritis. Kecanggihan dan kemudahan serba instant yang ditawarkan sosmed, jangan sampai melumpuhkan pikiran sadar netizen untuk tetap kritis, tabayun, tidak latah, dan mudah termakan jebakan pengunggah informasi yang tidak bertanggung jawab. 

 

Tak kalah penting, bahwa literasi berkemajuan itu bukan lah omong kosong atau kering makna. Apapun yang dipaparkan melalui produk literasi, termasuk literasi media (jurnalistik), tetap harus memiliki syiar kebaikan dan membawa kemaslahatan dalam berbagai lini dan sendi kehidupan. Terlebih, literasi yang merangsang dan memicu perbaikan dan perbuatan yang lebih baik.

 

Literasi juga harus bermakna dan bernilai. Sebagai sebuah karya intelektual, maka literasi tidak sebatas mengabarkan, lebih-lebih hanya mengabarkan ulang (share dan copy paste). Lebih dari itu, literasi merupakan karya intelektual yang berangkat dari keprihatinan, kepekaan, pemikiran intelektual dan kerja ilmiah, baik yang disarikan dari pemikiran dan pengalaman sendiri maupun bersumber dari referensi lain.

 

Paling konkrit adalah, kegiatan literasi bisa menghadirkan inspirasi dan motivasi, menumbuhkan lahirnya para penulis pemula, pewarta warga (citizen journalist), konseptor rancang bangun, atau pun komunitas dengan tradisi menulis dimana pun berada.

 

Dengan kata lain, literasi berkemajuan itu memberdayakan dan bisa menginspirasi lahirnya berbagai karya intelektual. Bukan justru melemahkan pola pikir yang cenderung mudah menerima dan percaya informasi apapun yang diterimanya.

 

Wallahu a'lam bisshawab! (*)

 

Choirul Ameen, Pegiat literasi Media. Bergiat di TBM Sanggar Wacana

Founder portal web www.inspirasicendekia.com dan literasi.xyz.com

 


Tags: MembangunLiterasiBerkemajuan , KopdarnasPenggiatLiterasi , ChoirulAmeen

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website