Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Menyambut Kopdarnas Penggiat Literasi: LITERASI SEKOLAH: GERAKAN ONE WEEK ONE BOOK

.: Home > Artikel > Majelis
23 November 2017 20:06 WIB
Dibaca: 1676
Penulis : Aris Syahroni

foto: smpm25paciran.sch.id

 

Literasi merupakan suatu hal yang tak lepas dari kehidupan manusia. Literasi yang berasal dari bahasa Inggris literacy berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Selain pengertian itu, beberapa ahli juga berpendapat, menurut Goody (1999) literasi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk membaca dan menulis. Cordon (2003) literasi adalah sumber ilmu yang menyenangkan yang mampu membangun imajinasi mereka untuk menjelajah dunia dan ilmu pengetahuan.

 

Sedangkan menurut National Literacy Forum (2014) menyatakan bahwa ada empat  cara yang harus dilakukan dalam membangun literasi yang universal yaitu: meningkatkan kemampuan bahasa sejak dini di rumah dan dalam pendidikan non formal, lebih  mengefektifkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterampilan membaca dan menulis di sekolah, adanya akses untuk membaca dan program yang membuat anak merasa senang melakukan kegiatan literasi, menciptakan kerjasama antara sekolah, lingkungan, keluarga dan lingkungan kerja untuk dapat mendukung budaya literasi.

 

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan salah satu sumber ilmu untuk membangun dan menjelajah dunia dan ilmu pengetahuan melalui membaca dan menulis.

 

Membaca dan menulis merupakan hal yang tak terpisahkan dalam dunia pendidikan. Membaca merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan proses sebuah pendidikan. Namun saat ini membaca menjadi hal yang sukar dilakukan oleh siswa di sekolah. Membaca bukan menjadi kebutuhan primer, hanya sebagai hal yang perlu dilakukan ketika hendak mengikuti ujian.

 

Ada beberapa yang menjadi pertanyaan yang harus segera dijawab. Mengapa membaca menjadi hal yang jarang dilakukan oleh siswa? Adakah program yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah? Bagaimana peran perpustakaan terhadap minat baca di sekolah?

 

Kementrian pendidikan dan kebudayaan telah menyusun program Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Kemdikbud melalui program ini bertujuan untuk membangun literasi disekolah dengan dengan melibatkan seluruh warga sekolah (guru, kepala sekolah, dan  siswa). GLS diharapkan mampu membangun ekosistem literasi di lingkungan sekolah. 

 

Namun saat ini,  di sekolah-sekolah sedang menjamur budaya literasi yang berbasis teknologi, berbasis internet dan smartphone, sehingga menuntut sekolah-sekolah untuk memiliki jaringan internet yang mumpuni untuk menjangkau kebutuhan jaringan internet untuk warga sekolah.

 

Keadaan seperti ini, menjadi ancaman serius untuk keberadaan perpustakaan sekolah karena warga sekolah lebih suka berebut internet daripada berebut buku berkualitas dalam membangun budaya literasi di sekolah. Oleh karena itu, perlu di lakukan terobosan baru untuk tetap menjaga eksistensi perpustakaan sebagai tempat dalam membangun budaya literasi di lingkungan sekolah.

 

Teknologi berkembang dengan cepat, menuntut manusia yang ada di dunia ini harus mampu beradaptasi, terutama mengenai literasi. Literasi merupakan kegiatan yang bisa dilakukan oleh setiap manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Literasi yang dahulu identik dengan buku sekarang bergeser dengan dunia virtual. Yang berkembang dengan cepat dan dapat diakses dengan mudah.

 

Sekolah harus menjadi tempat yang ramah untuk anak, oleh karena itu sebagai upaya untuk meningkatkan dan mendukung program kemendikbud tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) lembaga perlu mencananangkan sebuah gerakan literasi One Week One Book (OW-OB) gerakan “satu minggu satu buku”, sebuah gerakan yang bertujuan untuk membangun budaya membaca buku (non pelajaran) tiap minggu satu buku. Program ini merupakan program untuk mengoptimalkan peran perpustakaan sekolah sebagai pusat literasi, membaca dan menulis.

 

Gerakan ini merupakan gerakan untuk membiasakan para siswa untuk berkunjung ke perpustakaan diawal minggu. Dan membaca satu buku untuk dibaca selama seminggu. Gerakan ini dilandasi dengan semangat literasi dari pihak sekolah dengan siswa. Dengan gerakan ini diharapkan peran perpustakaan sekolah menjadi sentral dalam gerakan literasi sekolah. Perpustakaan harus menjadi tempat yang nyaman dan menarik untuk siswa. Tak hanya itu, perpustakaan harus menyediakan buku bacaan yang sesuai dengan minat dan ketertarikan siswa.

 

Beginning with reading, memulai dengan membaca merupakan sebuah semangat dalam gerakan ini. Karena untuk membentuk manusia yang literat maka perlu dibangun pondasi awal berliterasi, dalam hal ini adalah membaca. Dengan membaca secara rutin diharapkan para siswa mampu meningkatkan pengetahuan serta wawasan.

 

Lembaga kami, SMPM 25 Pondok Modern Paciran, sudah berlangsung kegiatan literasi one week one book. Saat ini sudah berlangsung 2 bulan berjalan. Dan dari hasil yang kami dihasilkan. Pertama, siswa mulai sadar bahwa perpustakaan merupakan termpat dan sumber ilmu pengetahuan. Kedua, siswa mulai dekat dengan buku dan tiap awal minggu siswa mulai berebut buku untuk di baca sesuai dengan topik yang diinginkan. Ketiga, selain program one week one book, lembaga kami juga ada program muhadloroh, dengan program OWOB siswa sudah tidak kekurangan bahan ketika membuat materi yang akan disampaikan ketika mendapat tugas sebagai pembicara dalam kegiatan muhadloroh. Keempat, program OWOB berhasil menaikkan perbendaharaan kata siswa dalam hal menulis dan berbicara. Kelima, perpustakaan sekolah sudah tidak lagi menjadi tempat yang sepi pengunjung dan pembaca, sehingga perpustakaan mulai menemukan jati dirinya yang sempat hilang.

 

Demikian adalah pengalaman kegiatan literasi yang kami lakukan di lembaga kami.  Semoga menjadi inspirasi, namun juga masih menjadi perhatian bagi kami adalah buku yang tersedia masih belum bisa menjangkau selera siswa. Sehingga kami belum bisa secara sepenuhnya. 

 

Demikian ulasan singkat kegiatan literasi di lembaga kami, kami berharap saran dan masukannya, sehingga kegiatan literasi kami menjadi lebih giat lagi dan mampu menuju kegiatan literasi  yang lebih baik lagi, tak hanya membaca, namun juga menulis dan menerbitkan buku-buku karya warga sekolah kami.

 

 

Aris Syahroni, Guru Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan

 

 

 

 

 


Tags: GerakanLiterasiSekolah , OneWeekOneBook , PonpesModernMuhammadiyahPaciranLamongan , ArisSyahroni

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website