Majelis Pustaka dan Informasi - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Pustaka dan Informasi
.: Home > Artikel

Homepage

Kopdarnas Penggiat Literasi: Berkumpul, Berbagi, dan Bergerak Bersama

.: Home > Artikel > Majelis
14 November 2017 02:45 WIB
Dibaca: 1640
Penulis : David Efendi

 

 

Awalnya forum rembug ini didesain secara nyantai dan penuh keakraban bagi para pegiat literasi di lingkungan Muhammadiyah: pengelola taman pustaka, pengurus perpustakaan, pengurus MPI yang punya concern dalan urusan literasi, pemerhati perbukuan, penerbit,calon penggerak literasi, dan seterusnya. Namun, karena kita ingin pertemuan ini maksimal dan kontributif dalam ihwal literasi, lalu didesainlah sesi seminar, sharing, gathering penerbit agar kelak menjadi "bekal" energi literasi yang terbarukan di hari-hari yang akan datang.

 

Beberapa pertanyaan masuk ke japri saya:

"Saya bukan pengurus Muhammadiyah, bolehlah datang di Kopdarnas?"

"Saya mau hadir, sebagai pribadi boleh, Mas?"

"Saya mau bertiga hadir, boleh atau tidak, Mas?"

"Registrasinya free atau berbayar, Mas, berapa pendaftarannya?"

"Mantab, Mas, Kopdarnas literasi, insya Allah merapat"

"Jadinya di Solo, ya?" Yup, jawab saya.

 

Dan sebagainya, yang tidak saya upload di sini. Saatnyalah Saya meringkaskan jawaban untuk sedikit memberikan informasi. Tapi ini bukan sesi Q & A ala generasi milennial ya.

 

Mulai dari thema yang kita ambil: berkumpul, berbagi, Dan bergerak bersama. Millennials bilang: gathering, sharing, and acting together. Wih...tema yang serasa asik. Semoga asik!

 

 

Berkumpul

 

Ya, kumpul-kumpul saja dengan hati riang, pikiran tenang, rileks dan siap bertemu dengan segala keadaan di TKP. Forum ini tidak ekslusif, tetapi membuka ruang ruang pertemuan beragam komunitas, beragam latar  dan satu hal yang penting: berkumpul untuk menyusun kekuatan, melipatgandakan energi kebaikan untuk mendorong kerja literasi yang militan, ideologis (iqra'). Juga membangun keyakinan bersama bahwa bangsa harus move on dari bencana tuna literasi. Kumpul-kumpul banyak manfaat, Dan semua itu harus dibangun dari kedalaman jiwa para pelakunya.

 

Kumpul dalam Kopdarnas punya makna konstruktif: bahwa kita tak pernah merasa sendirian dalam berhidmat dan berkiprah dalam Gerakan Literasi, banyak teman, banyak aktor, sehingga lebih memberdayakan diri dan memperkuat barisan, ketimbang perasaan sudah melakukan banyak hal, lelah sendirian dan mati dimakan sunyi. Kehadiran banyak teman adalah kekuatan apresiatif untuk kembali menggerakan pengetahuan, merayakan Abad Pencerahan!

 

Kerja-kerja literasi akan tetap ada di dalam dimensi sunyi, tetapi dengan hadirnya model-model perpustakaan jalanan, pustaka bergerak, dan seterusnya. Kreativitas pelaku gerakan menjadikan kesunyian itu termaknakan oleh kegembiraan yang luar biasa. Setidaknya, saya mengalaminya dan bersama banyak pegiat lain merasakan hal serupa: bahagia itu sederhana, dengan punya teman dan bisa kumpul bersama buku, dalam suasana kekeluargaan di dalamnya. Dengan demikian, Gerakan Literasi tak pernah hanya soal buku dan rak buku, tetapi juga soal kepekaan sosial, soal persahabatan, soal solidaritas, dan soal keimanan pada firman Allah yaitu perintah membaca.

 

Berkumpullah bersama para penggiat literasi, agar hatimu beriman sejenak!

 

 

Berbagi

 

Sangat asik jika nanti di Kopdarnas bisa berbagi buku antar penulis, penerbit, juga panitia memberikan dukungan bagi pegiat untuk menambah bacaan. Tentu sekarang lebih mudah berbagi buku karena ada fasilitas pengiriman buku bebas ongkos kirim, tiap tanggal 17, di Kantor Pos (syarat terdaftar/tidak sulit). Dan kedepan, kita bisa membuat Komunitas sendiri yang bisa mendaftar langsung ke Kantor Pos agar lebih cepat lagi proses dan taktik berbagi bacaan ini. Sampai detik ini, yang terdaftar di Kantor Pos baru tiga kanal: FTBM (ribuan TBM), Pustaka Bergerak Indonesia (200an, Oktober 2017), dan Rumah Baca Asma Nadia (67 komunitas). Kita akan menyusulkan satu kanal lagi: Jaringan Taman Pustaka, atau apalah namanya.

 

Itu baru soal bacaan. Hal penting lainnya di Kopdarnas yang dapat dibagi adalah pengalaman, militansi, kisah perjuangan, rencana rencana, dan beragam energi positif lainnya.

 

Berbagi ide dan gagasan adalah salah satu mesin organik yang dapat memproduksi pengetahuan yang sangat penting. Gagasan dari banyak kepala, pasti lebih punya daya kreatif, daya ubah, daya gugah yang sangat dahsyat, yang pada akhirnya dapat mengisi energi daya tahan yang diperlukan pelakunya. Pentingnya gagasan yang dibagi tidak diragukan lagi. Berbagi adalah kunci segala hal mengenai keberhasilan sebuah gerakan sosial.

 

 

Beraksi Bersama

 

Aksi literasi satu orang sangat mungkin mengubah keadaan, tetapi aksi literasi yang dilakukan banyak orang, di berbagai skala dan lokasi punya peluang besar untuk mengubah takdir manusia/bangsa, juga mengubah takdir buku-buku --yang sedianya hanya memberi makna guna sedikit orang menjadi multi impact: sentripetal dan sentrufugal. Kekuatan kerja sama menjadi eksprimen baru dalam perayaan era informasi: kolaborasi, multimedia, multi stakeholders yang akan menarik gerbong Gerakan Kebudayaan Literasi lebih akseleratif, lebih bertanaga di masa-masa yang akan datang.

 

Sama dengan teori gaya erupsi, aksi kolaborasi dalam literasi dapat bergaya internal dan eksternal atau kombinasi. Gempa literasi, tsunami literasi atau badai literasi dapat diproduksi dari kerja dan aksi bersama. Meminjam istilah Pak Jokowi: literasi, literasi, literasi! Sekian semoga manfaat untuk menghangatkan Kopdarnas.

 

 Sampai ketemu di Kopdarnas Penggiat Literasi di Surakarta. 8-10 Desember 2017.

 

 

David Efendi;

*Pegiat literasi di RumahBacaKomunitas.org Yogyakarta

Anggota MPI PP Muhammadiyah dan salah satu panitia pengarah Kopdarnas Literasi.

 

 

boleh baca juga:

Taman Pustaka Muhammadiyah dan Dakwah Komunitas


Tags: KopdarnasLiterasi , TamanPustaka , GerakanLiterasi
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Gerakan Literasi

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website